Masalah terkait mekanisme subsidi sepeda motor listrik di Indonesia masih menjadi perhatian utama dalam upaya mendukung pengembangan kendaraan listrik di negara ini, yang merupakan salah satu agenda utama Presiden Jokowi. Budi Setyadi, Ketua Umum Asosiasi Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli), telah berusaha untuk memecahkan masalah ini dengan mengadakan dua pertemuan dengan anggota asosiasi, terutama agen pemegang merk (APM), guna membahas kelanjutan subsidi sepeda motor listrik senilai Rp 7 juta.
Dari pertemuan ini, terlihat bahwa salah satu hambatan utama adalah kesulitan yang dihadapi dealer dalam membiayai subsidi ini, terutama jika jumlahnya besar. Budi menggarisbawahi pentingnya kerjasama yang lebih baik antara APM dan dealer, bukan hanya dalam konsultasi masalah tetapi juga dalam menciptakan sistem kerjasama yang kondusif.
Menurut Budi, APM memiliki akses lebih baik ke sumber pembiayaan daripada dealer, sehingga dia berharap APM dapat berkontribusi atau meningkatkan pemahaman dealer agar beban subsidi Rp 7 juta dapat ditanggung oleh APM. Hal ini bertujuan agar dealer tidak merasa terbebani oleh beban ini.
Budi menekankan bahwa uang dari pemerintah diberikan kepada APM, bukan kepada dealer. Oleh karena itu, dia berpendapat bahwa saat dealer mengambil kendaraan dari APM yang telah disubsidi, beban subsidi sebesar Rp 7 juta seharusnya sudah dikurangkan dari harga. Dengan demikian, dealer dapat menyimpan stok yang cukup banyak tanpa harus terlalu terbebani oleh subsidi ini.
Untuk menghindari dealer merasa terbebani, Budi menyatakan bahwa komunikasi yang baik antara APM dan dealer sangat penting, terutama karena sebagian besar dealer telah menjadi mitra APM selama beberapa waktu. Budi memberikan contoh skema subsidi 50-50 yang dapat diterapkan jika disepakati oleh kedua belah pihak.
Budi juga mengingatkan bahwa jika dealer merasa terbebani oleh subsidi sebesar Rp 7 juta, ini dapat mempengaruhi aliran kas mereka dan memerlukan waktu pencairan yang lebih lama, yaitu sekitar 2-4 minggu. Oleh karena itu, penting bagi APM dan dealer untuk bekerja sama agar program subsidi ini dapat berjalan dengan lancar.
Budi berharap bahwa upaya konsolidasi dan kerjasama antara APM dan dealer dapat memastikan bahwa pada tahun 2023, jumlah sepeda motor listrik yang terserap cukup besar, dengan target sekitar 200 ribu unit, dan pada tahun berikutnya, mencapai 600 ribu unit. Hal ini diharapkan dapat membantu kesuksesan program kendaraan listrik di Indonesia.